Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!

VIP DOMINO Lounge , PokerOnline“Sudah, ikuti saja apa kata Mama dan Ayah. Kami tahu apa yang terbaik untuk kamu” Begitulah biasanya ucapan orangtua yang memaksakan kehendak pada anak.

Pernah mendengar kalimat ini, Parents? Atau jangan-jangan saat ini Parents sedang dalam fase sering mengatakannya pada anak? Setiap orangtua pasti menginginkan apapun yang terbaik dalam aspek kehidupan anak, tak jarang berbagai cara akan dilakukan.

Tidak sedikit kasus orangtua memaksakan kehendak dengan embel-embel keputusan itulah yang paling berperan untuk masa depan anak nantinya. Namun, apakah tindakan tersebut dibenarkan?

Dalam acara Media Gathering “Peluncuran Tes Minat Bakat AJT Untuk Membantu Penjurusan Siswa Indonesia” di Hotel Mercure Gatot Subroto pada Rabu, (5/2), Psikolog Diana Lie, M.Psi., menuturkan hubungan sebab akibat jika orangtua memaksakan kehendak untuk psikologis si kecil kelak.

Dampak jika orangtua memaksakan kehendak pada anak

Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!
Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!

Pada kesempatan yang sama, Abi Jabar selaku CTO dan Direktur R&D PT Melintas Cakrawala Indonesia turut memberikan contoh kasus dampak orangtua memaksakan kehendak yang ia temuui.

Kasus ini menimpa seorang anak SMA yang nilainya selalu bagus dan meraih juara. Melihat potensi akademis sang anak, orangtua akhirnya mendorong anak agar mengambil kuliah kedokteran.

“Setelah akhirnya berhasil masuk fakultas kedokteran, si anakdrop out. Setelah dianalisa lebih jauh, ditemui bahwa si anak lemah dalam hal memori yang kuat. Orang yang mempelajari kedokteran secara kognitif otot otak harus kuat. Mengapa si anak nilainya bagus, karena strategi belajarnya sewaktu SMA hanya mengulang pelajaran yang akan diujikan. Setelah ujian lewat, apa yang dipelajari terlupa. Dia tidak bisa menyimpan sesuatu dalam waktu lama,” urai Abi.

Belajar dari kasus ini, Diana pun menekankan bahwa nilai akademis hanya tampak luar dan tidak bisa menjadi patokan minat pasti anak. Memilih jurusan saat akan memasuki bangku universitas tidak sesederhana yang selama ini dipikirkan banyak orang.

Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!
Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!

Penting untuk orangtua memikirkan minat dan sejauh apa kapasitas anak melakoni sesuatu hal. Bisa saja memaksakan kehendak dan seiring berjalannya waktu anak akan menjalaninya sesuai dorongan orangtua, tetapi implikasinya anak akan tertekan.

“Terpenting fokuslah pada anak, tanyakan apakah keputusannya sudah matang. Bantu fasilitasi anak dan jadi pengamat yang baik. Berikan data pada orangtua, seperti apa gambaran dunia si anak. Mendukung anak sesuai minat adalah kunci kesuksesan di masa depan,” kata Diana.

Tak bisa dipungkiri, lingkungan masih menjadi faktor utama mengapa akhirnya anak salah mengambil jurusan. Penelitian Indonesia Career Center Network (ICCN) pada 2017 menunjukkan bahwa sebanyak 87% mahasiswa di Indonesia mengambil studi pendidikan yang tidak sesuai dengan minatnya.

Padahal, jenjang karir anak adalah perkawinan silang antara minat, pengalaman dan orangtua yang bertindak sebagai pengamat kesukaan anak. Memaksakan kehendak anak berpengaruh terhadap psikologis anak saat dewasa.

Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!
Memaksakan kehendak pada anak bisa berdampak buruk, ini kata psikolog!

“Sebenarnya semua itu bergantung pada kemampuan anak, dalam hal ini kapasitas otak. Walaupun anak ternyata salah mengambil jurusan, tidak menutup kemungkinan ia akan mampu melakukan sekaligus itu paksaan orangtua. Namun, perlu diperhatikan anak belum tentu enjoy dan bahagia melakukan hal tersebut,” ungkap Diana.

Ketidaksukaan anak ini akan turut memengaruhi pada efisiensi waktu. Anak merasa tertekan sehingga waktunya habis untuk melakukan hal yang sesungguhnya tidak ia sukai.

Ia juga akan mencari celah untuk mengeksplor hal yang memang menjadi keinginan orangtua. Hal ini membuat apa yang dilakoni anak tidak maksimal karrena anak melakukannya semata menuruti kemauan orangtua.

Semoga kita terhindar dari sosok orangtua yang memaksakan kehendak pada anak.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *